PENINGGALAN ISLAM DI SUMATERA BARAT
Assalamuálaikum :)
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang peningglan islam di daera saya, yakni Sumatera Barat, jadi silahkan pahami dan mudah-mudahan bermanfaat .. :)
Jadi, peninggalannya itu berupa bangunan , kebudaayaan, kesenian dll. Peninggalan-peninggalan tersebut ialah :
1. Masjid Raya Ganting Padang
Mesjid ini dibangun pada tahun 1700. Dan bangunannya
telah beberapa kali dipindahkan sampai pada akhirnya berada di daerah Ganting,
kota Padang, Sumatra Barat mulai tahun 1805.
Model atap masjid ini berbentuk persegi delapan dan dibuat
oleh para pekerja etnis Cina yang dahulu membantu mengembangkan bangunan ini,
setelah Belanda menambahkan bangunan masjid ini sebagai kompensasi digunakannya
tanah wakaf untuk jalur transportasi pabrik semen Indarung ke Pelabuhan Teluk
Bayur. Sama dengan masjid baiturahman yang ada di Aceh, masjid ini juga tetap
kokoh saat dilanda gempa dan Tsunami di tahun 1833. Masji ini juga pernah
menjadi tempat pengungsian Presiden Pertama Indonesia, Bung Karno sebelum
diasingkan ke Bengkulu di tahun 1942.
http://kota-islam.blogspot.co.id/2014/09/10-masjid-peninggalan-sejarah-islam-indonesia.html
2. Masjid Siguntur
Masjid ini merupakan peninggalan dari kerajaan Siguntur, Dharmasraya. Pada abad ke-14, agama Islam masuk ke Kerajaan Siguntur. Pada waktu itu
yang berkuasa adalah raja Pramesora yang berganti nama menjadi Sultan
Muhamad Syah bin Sora Iskandarsyah. Selanjutnya kerajaan Siguntur
bernaung dibawah Kerajaan Alam Minangkabau. Salah satu bukti Kerajaan
Siguntur menganut agama Islam terlihat pada masyarakat yang memegang
prinsip syarak bersandi Kitabullah.
Selain itu, ditemukan pula dua buah
stempel kerajaan Siguntur berbahasa Arabh yang menyebutkan bahwa "Cap
ini dari Sultan Muhammad Syah bin Sora Iskandar atau Muhammad Sultan
Syah Fi Siguntur Lillahi" dan "Cap ini bertuliskan bahwa Al-Watsiqubi
'inayatillahi' 'azhiim Sutan Sri Maharaja Diraja Ibnu Sutan Abdul Jalil
'inaya Syah Almarhum." Dan diperkirakan pada masa inilah Masjid Siguntur
didirikan.
Dalam kompleks Masjid Siguntur terdapat makam Raja-raja Siguntur yang
terdapat di sebelah utara bangunan masjid. Dari sekian
banyak makam hanya enam makam yang diketahui, yaitu makam Sri Maharaja
Diraja Ibnu bergelar Sultan Muhammad Syah bin Sora, Sultan Abdul Jalil
bin Sultan Muhammad Syah Tuangku Bagindo Ratu II, Sultan Abdul Kadire
Tuangku Bagindo Ratu III, Sultan Amirudin Tuangku Bagindo Ratu IV,
Sultan Ali Akbar Tuangku Bagindo V, dan Sultan Abu Bakar Tuangku Bagindo
Ratu VI.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Siguntur
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1391/masjid-siguntur
3. Tari toga
selain dari segi bangunan, ada juga peninggalan berupa kesenian yakni tari toga. tari toga ialah tari yang ditampilkan pada upacara penobatan raja (batagak gala), pesta
perkawinan keluarga raja, upacara turun mandi anak raja, perayaan
kemenangan pertempuran, dan gelanggang mencari jodoh putri raja.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Siguntur
4. Upaca tabuik
Tabuik adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan oleh masyarakat di daerah pantai, khususnya di Kota Pariaman . Festival ini termasuk menampilkan kembali pertempuran karbala, dan memainkan drum tassa dan dhol. Upacara melabuhkan tabuik ke laut dilakukan setiap tahun pada tanggal 10 Muharram sejak 1831.
Tabuik adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan oleh masyarakat di daerah pantai, khususnya di Kota Pariaman . Festival ini termasuk menampilkan kembali pertempuran karbala, dan memainkan drum tassa dan dhol. Upacara melabuhkan tabuik ke laut dilakukan setiap tahun pada tanggal 10 Muharram sejak 1831.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tabuik
http://isnaenicandra.blogspot.co.id/2013/10/tabuik-pariaman-upacara-tradisional.html
Wassalamuálaikum Wr.Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar