Kamis, 04 Februari 2016

Kelebihan dan Kelemahan teori masuknya Hindu Buddha



Assalamuálaikum Wr.Wb
Hai semua 
Sebelum kita membahas teoti masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia. Alangkah baiknya kita terlebih dahulu mengenal Agama hindu dan Buddha.yukkk....

  • Agama Hindu
    Agama ini merupakan agama tertua di dunia, yang  muncul sekitar tahun 3102 SM sampai 1300 SM di India. Agama ini masuk beriringan dengan masuknya  bangsa Arya (bangsa nomaden yang masuk ke India dari Asia Tengah melalui Celah Kaibet) ke India. Datangnya bangsa Arya ini mendesak penduduk asli India yaitu bangsa Dravida keDataran Tinggi Dekkan.  Kemudian terjadi percampuran budaya antara bangsa Arya dan Dravida yang menghasilkan kebudayaan Hindu.

  • Agama Buddha
    Ajaran Buddha dibawa Sidartha Gautama sekita abad ke-6 SM. Siddartha sendiri merupakan anak dari raja Suddhodana yang merupakan keturunan suku Sakya dan  seorang penganut agama Hindu. Ibunya ialah ratu Maha Maya Dewi. Siddartha semasa kecilnya selalu dilimpahi kemewahan oleh orang tuanya, hal itu disebabkan oleh adanya ramalan para pendeta yang mengatakan bahwa ia akan menjadi seorang pendeta yang besar.Pendeta jnuga berpesan agar sang pangeran tidak bertemu dengan empat macam situasi yaitu: orang sakit, orang mati, orang tua, dan seorang pertapa.
    Ketika berumur -29 Siddartha menyelinap keluar dari istananya, diperjalananya ia bertemu dengan orang sakit, orang mati, orang tua, dan seorang pertapa,ia pun berpikir ‘mengapa semua ini terjadi?’. Untuk menemukan jawabannya pun ia keluar dari istana dan menjadi seorang pertapa. Sampai ia berumur 35 tahun ketika ia berada di kota Bodh Gaya ia memperoleh pencerahan dan menjadi seorang Buddha. Jadi, Buddha ialah ajaran dari seseorang yang mendapat pencerahan.
Nah.. setelah mengenal Agama hindu dan Buddha, marilah kita memahami bagaimana proses masuknya Agam Hindu dan Buddha ke Indonesia. Agama Hindu dan Buddha menurut para ahli masuk ke Indonesia dalam empat Teori yakni:
1.     Teori Waisya
Teori ini dikemukakan oleh N.J Krom, dengan dasar motivasi terbesar bangsa India ke Indonesia adalah untuk berdagang. Mereka pun menetap di Indonesia, menikah dengan warga pribumi, hingga terjadi interaksi sosial yang memungkinkan mereka menyebarkan agama dan kebudayaan mereka.
Kelebihan teori ini adalah setiap pedagang pasti membutuhkan area yang perdagangan yan lebih luas. Lalu agama Hindu dan Buddha juga dapat menyebar melaluli keturunan, pedagang yang datang ke Indonesia bisa saja menikah dan memiliki keturunan yang beragama Hindu atau Buddha tujuannya agar agama mereka tersebar.
Namun teori ini memiliki kelemahan, yakni apabila yang menyebarkan agama Hindu dan Buddha ialah pedagang pasti penduduk yang menganut agama Hindu dan Buddah tinggal di daerah pantai, namun kenyataan kerajaan yang bercorak  Hindu-buddha berada di daerah pedalaman Pulau Jawa. Serta para pedagang yang datang ke Indonesia tidak menguasai huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.

2.     Teori Ksatria
Teori ini disampaikan oleh F.D.K Bosch. Ia berpendapat bawa pada zaman dahulu sering terjadi perang antar golongan. Golongan yang kalah atau bosan dengan keadaan yang panas memutuskan utuk keluar dari India. Ternyata diantara yang keluar dari India tersebut ada yang sampai ke Indonesia. Maka golongan yang datang tersebut membentuk kolonisasi di daerah Indonesia. selain itu migrasinya golongan kesatria ke Indonesia didorong oleh semangat bertualang dan menaklukan daerah lain. 
Namun kelemahan dari teori ini adalah golongan kesatrian tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, sedangkan peninggalan-peningalan yang ada di Indonesia menggunakan huruf pallawa dan bahasa sannsekerta. lalu tidak ada bukti kolonisasi yang dibentuk golongan kesatria yang memutuskan pindah dari India.

3.     Teori Brahmana
Teori ini dikemukakan oleh Jc.Van Leur yang menyatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu-Budha yang datang ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana (golongan agama) yang sengaja diundang oleh penguasa Indonesia. Pendapatnya didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Di India bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut. teori ini juga didukung dengan hanya
 Teori ini mempertegas bahwa hanya kasta Brahmana yang memahami ajaran Hindu secara utuh dan benar. Para Brahmanalah yang mempunyai hak dan mampu membaca kitab Weda (kitab suci agama Hindu) sehingga penyebaran agama Hindu ke Indonesia hanya dapat dilakukan oleh golongan Brahmana. Namun teori ini memiliki kekurangan yakni para pendeta Hindu pantang untuk menyebrangi lautan.

4.      Teori Arus Balik / Nasional

         Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang menjelaskan peran aktif orang-orang Indonesia dalam penyebaran kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada masyarakat Indonesia yang lain.
Namun ,kemungkinaan orang Indonesia untuk belejar agama Hindu-Budha ke india sulit, karena pada masa itu orang Indonesia masih bersifat pasif.

Sekian dari saya.. Terima kasih :)

Sumber: 
http://ilmusosial.net/kelemahan-dan-kelebihan-teori-waisya.html
http://www.artikelsiana.com/2014/08/teori-tentang-masuk-dan-berkembangnya.html 

 

Senin, 01 Februari 2016

Zaman batu

Zaman Batu

Zaman Batu adalah masa pada zaman prasejarah , ketika manusia menciptakan alat dari batu. Adapun Kayu, tulang, dan bahan lain juga digunakan, tetapi batu lebih dimanfaatkan sebagai alat memotong dan senjata.
Zaman batu menurut perkembangannya dibedakan menjadi 4, yaitu:
1. zaman batu tua (palaeolithicum)
2. zaman batu madya (mesolithicum)
3. zaman batu muda (neolithicum)
4. zaman batu besar (megalithicum)
1. Zaman batu tua (palaeolithicum)

Disebut kebudayaan Batu Tua karna alat peninggalannya dari batu yang masih kasar atau belum dihaluskan.
  Adapun ciri-ciri dari zaman batu ialah :
  • Peralatan terbuat dari batu atau tulang yang masih kasar.
  • Jenis alat yang dipergunakan adalah kapak genggam, kapak perimbas dan alat serpih.
  • Manusia hidup mencari makan dengan meramu dan berburu.
  • Bertempat tinggal secara nomaden (berpindah-pindah).
  • Belum mengenal seni.
 contoh alat pada zaman batu tua
 
2.Zaman batu madya (mesolithicum)

Zaman Mesolitikum terjadi pada masa Holosen setelah zaman es berakhir. Pada zaman ini alat yang dipakai sudah mulai halus. adapun ciri-cirinya ialah sebagai berikut:
Zaman batu madya (mesolithicum) memiliki ciri-ciri khusus yang hampir sama dengan zaman palaeolithicum. Namun, ada beberapa tambahan sebagai beriukut:
  1. Masih melakukan kegiatan mengumpulkan makanan(meramu)
  2. Sudah memiliki tempat tinggal semi tetap.(semi nomaden)
  3. Sudah mempunyai kemampuan bercocok tanam secara sederhana.
  4. Kebanyakan bertempat tinggal di tepi pantai dan di goa-goa.
  5. Sudah mulai mengenal kepercayaan.
  6. sudah mulai mengenal seni


Contoh alat zaman batu tengah

Bukti peradaban pada zaman batu tengah ini iyalah:
  1. Ditemukannya Kjokkenmoddinger, yaitu: bukit-bukit karang hasil sampah dapur, dipantai timur Sumatra
  2. Ditemukan Abris Sous Roche, yaiu gua-gua sebagai tempat sampah di gua Sampung,Ponorego
  3. Adanya lukisan pada dinding gua. lukisan ini berbentuk cap tangan dan babi hutan.
3. Zaman batu muda (neolithicum)
Disebut zaman Batu Muda (Neolitikum) ialah karna semua alatnya sudah dihaluskan. Musian sudah meninggalkan hidup berburu dan mulai menetap serta mulai menghasilkan makanan (food producing). Mereka menciptakan alat-alat kehidupan mulai dari alat kerajinan menenun, periuk, membuat rumah, dan mengatur masyarakat. 
Adapun ciri-ciri dari zaman batu muda ialah:
  1. Peralatan sudah dihaluskan bahkan diberi tangkai.
  2. Jenis alat yang diguakan adalah kapak persegi dan lonjong.
  3. Pakaiannya terbuat dari kulit kayu. Perhiasannya terbuat dari batu dan manik-manik.
  4. Telah bertempat tinggal menetap/sedenter.
  5. Telah memiliki kemampuan bercocok tanam.
  6. Telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.
4. Zaman batu besar (megalithicum)
Disebut zaman batu besar karena hasil-hasil pada zaman ini umumnya terbuat dari batu dengan ukuran yang besar. Contonya ialah:
  1. Menhir: yaitu suatu tugu yang terbuat dari batu besar. Biasanya menhir ini digunakan untuk tempat memuja arwah nenek moyang.
  2. Dolmen: yaitu meja batu yang digunakan untuk meletakkan sesaji.
  3. Kubur batu: yaitu tempat menyimpan mayat. Kubur batu ini berbentuk persegi panjang, dan terbuat dari lempengan-lempengan batu.
  4. Waruga: adalah kubur batu yang berbentuk kubus.
  5. Sarkofagus: adalah kubur batu yang berbentuk lesung.  Sarkofagus terbuat dari satu batu.
  6. Punden berundak: merupakan suatu bangunan yang terbuat dari batu. Batu-batu itu di susun berundak-undak atau bertingkat. digunakan sebagai tempat memuja roh nenek moyang, dan juga merupakan awal dari bangunan candi.
Peninggalan zaman megalitikum
/www.google.com/search?q=pengertian+zaman+megalitikum

 
Peninggalan zaman megalitikum
 


Sumber:

.http://www.sejarah-negara.com/4-zaman-batu/
http://www.sridianti.com/peninggalan-zaman-megalitikum.html
http://epri-wismark.blogspot.co.id/
http://www.kopi-ireng.com/2015/02/